Erna, Siswi SMA Korban Penindasan Teman. Sebelum pindah ke kota kecil itu, Erna bersekolah di sebuah sekolah internasional di Jakarta. Namun karena ayahnya dipindahtugaskan ke kota kecil itu, mau tidak mau Erna harus ikut pindah ke sana. Di kota itu tidak ada sekolah yang cukup baik, sehingga terpaksa Erna masuk ke sebuah sekolah negeri yang terkenal dengan keberandalan anak-anaknya.
Hari pertama masuk sekolah, seluruh mata menatap kepada Erna. Bagaimana tidak, gadis itu berkulit putih mulus dan terawat, tidak seperti mayoritas gadis-gadis di sekolah itu. Mukanya imut menggemaskan, badannya yang tidak terlalu tinggi didukung oleh payudara dan pantat yang terbilang cukup montok dibandingkan ukuran tubuhnya yang mungil.
Tidak hanya murid-murid, para guru di sekolah itu juga kagum dengan kecantikan Erna. Mungkin karena alasan itulah Erna selalu mendapatkan nilai yang lebih baik daripada teman-temannya. Hal inilah yang menyebabkan murid-murid populer di sekolah itu mulai benci kepada Erna, karena ia selalu mendapatkan perhatian lebih dari guru-guru dan kakak kelas.
Nuno adalah teman sekelas Erna. Sebelum kehadiran Erna, ia adalah primadona di kelas itu. Ia merasa posisinya tergeser oleh Erna, sehingga ia pun merencanakan niat balas dendam. Ia mengumpulkan teman-temannya satu orang perempuan dan Empat orang pria, untuk mengerjai Erna sepulang sekolah. Empat orang remaja tersebut juga tidak menyukai erna karena erna pernah mengadukan mereka kepada kepala sekolah atas perbuatan mereka menindas seorang siswa yang bernama Adi saat sepulang sekolah yang ditangkap basah oleh erna.
Hari itu, Nuno dan teman-temannya meminta Erna untuk tinggal di kelas sepulang sekolah, dengan alasan ingin kerja kelompok. Saat Nuno dan beberapa temannya sudah berkumpul di ruang kelas, tiba2 mereka mengunci pintu ruangan itu dan menutup semua tirai. Saat itu erna yang kaget dan curiga atas tindakan teman temannya dan Nuno pun memulai pembicaraannya, “Udah cukup lo mencuri perhatian di sekolah ini, Na, sekarang saatnya lo ngerasain, apa akibatnya kalo berani-berani nyaingin kita!”
Salah satu teman Nuno, yang bernama Riko, yang tidak lain adalah salah satu dari empat remaja yang dendam dengan erna karena pernah di adukan oleh erna kepada kepala sekolah, mereka membawa seorang siswa yang tidak lain adalah siswa yang mereka tindas dan di tangkap basah oleh erna.
"Kenalkan ini cowok yang tidak berguna dan kamu belain dengan mengadukan kita berempat kepada kepala sekolah, dan sekarang rasakan akibatnya apa yang bakal kamu dapatkan setelah membela cowok gak berguna ini.!! sekarang yang kami mau itu kamu buka bajumu dan mengocok penis dia sekarang juga atau tidak kalian berdua tidak kami lepasin dari ruangan ini. Ucap Riko sambil memegang kamera handphone yang bersiap untuk merekam erna untuk melakukan perintah mereka.
"Buka... Buka... Buka...", Sorak mereka yang memaksa erna. Dengan terpaksa erna menuruti dan membuka seragam sekolahnya sehingga tersisa pakaian dalam erna yang masih lengket di badannya.
Riko yang memfoto adegan tersebut membuat erna sempat marah dan melawan. Namun perlawanan erna tak membuahkan hasil. Lanjut Riko kepada erna, "Sekarang saya mau kamu mengocok penis dia (yang tak lain adalah siswa yang mereka tindas ADI).
Erna berjalan ke arah Adi dan berkata kepada Adi, "Maaf, saya terpaksa harus melakukannya."
Saat erna mengocok penis Adi, Ke Enam orang dimana nuno, manda dan empat orang cowok tersebut tertawa terbahak bahak melihat tindakan erna yang pasrah menuruti perintah mereka.
"He.. he.. he.. ini dia Non Erna yang ngetop itu" Nuno berujar sambil tersenyum menyeringai.
"Cantik banget, sexy lagi.." tambah Riko. Saat itu Erna yang mulai gemetaran dan terlihat sangat takut karena tidak tahu apa yang selanjutnya bakal mereka lakuin kepadanya setelah menyuruhnya mengocok penis Adi.
"Sikat aja tuh!!" perintah Nuno pada 4 Cowok tersebut yang tidak lain Riko, Yogi, Agung dan Jerry
"Oke, sip bos!! He.. he.. he.." Riko menyeringai.
Manda yang dari tadi diam mulai menyiapkan sebuah kamera handycam yang memang bagian dari rencana Nuno. Yogi mencengkram tangan kanan Erna, sementara Agung mencengkram tangan kirinya. Tubuh Erna mereka seret ke atas sebuah meja sekolah. Erna terlihat sangat ketakutan ia pun menangis sambil menjerit-jerit minta tolong.
"Gue duluan ya" Jerry mendekati Erna
Nuno yang hanya tersenyum melihat keadaan Erna sekarang, merasa puas melihat Erna ketakutan.
"Mau apa Jer? Tolong saya, ampun Jer?" Erna memohon ampun.
Tapi Jerry sudah tidak peduli lagi dengan permohonan Erna, ia sudah dibakar oleh nafsu. Perlahan Jery mendaratkan tangannya menyentuh payudara Erna, Erna menjerit ketakutan. Tanpa menghiraukan teriakan Erna, Jerry meremas-remas payudara Erna perlahan-lahan.
"Yang kenceng Jerr!!" perintah Nuno.
Jerry mengeraskan cengkramannya di buah dada Erna. Erna berteriak, ia nampak kesakitan, dan Nuno pun sangat menikmati ekspresi wajah Erna saat itu. Dipenuhi nafsu yang membara, Jerry membuka Pakaian dalam bertali Erna sampai payudara Erna yang tertutup BH terlihat.
"Gila!! Seksi banget nih toket, putih banget!!" sahut Jerry sambil tertawa gembira.
Perlahan Jerry menyentuh kulit payudara Erna, Erna pun terlihat gemetaran.
"Tolong jangan Jerr!!" sahut Erna memelas.
Seluruh orang di ruangan ini sudah tidak sabar lagi menyuruh Jerry menanggalkan penutup payudara Erna itu. Jerry pun akhirnya melepas BH yang menutupi keindahan payudara Erna itu. Aku tergelak menahan ludah, payudara Erna indah sekali, mulus, bersih dengan puting yang merah muda merekah, seksi sekali pikirku.
"Abisin aja Jerr!!" Manda meminta Jerry dengan wajah cemburu, ia sepertinya iri pada keindahan payudara Erna.
"Ok Erna sayang, tenang aja ya? Nggak sakit kok, dijamin nikmat deh.." Jerry berseloroh, ia terlihat bernafsu sekali seperti halnya Yogi dan Agung yang masih memegangi tangan Erna supaya ia tidak melawan, sementara Riko berdiri dibelakang Jerry sambil memperhatikan dengan nafsunya.
"Jangan Jerr!! ampun!! tolong Erna.." Erna memohon dengan wajah pasrah, namun tidak dipedulikan.
Jerry juga tidak peduli dengan permintaan Erna. Jerry mulai memainkan tangannya di payudara Erna, ia mulai meremas perlahan-lahan sambil sesekali mengelus dan menekan-nekan puting payudara Erna dengan jarinya. Yogi dan Agung tidak ketinggalan, mereka menikmati mulusnya kulit lengan Erna dengan mengelusnya dan terkadang mencium dan menjilatinya, Nuno pun mulai merasa panas.
"Ah.. cukup... ampun..." Erna mulai mendesah.
Jerry kian bernafsu, ia memutar-mutar jarinya di sekitar puting payudara Erna, akupun bisa membayangkan apa yang dirasakan Erna ketika bagian sensitifnya dirangsang, ia pasti merasa kenikmatan.
Melihat suasana yang panas itu, Riko akhirnya turun tangan, pria bertubuh gendut itu maju mendekati Erna. Riko dan Jerry saling berbagi payudara Erna, kiri dan kanan, dengan nafsu mereka mulai memainkan lidah mereka menyapu kulit payudara Erna dan menjalar dengan liar di sekitar puting payudara Erna, kadang mereka melakukan hisapan dan gigitan kecil di puting payudara Erna . Erna sambil ketakutan, terlihat ia baru pertama kali diperlakukan seperti itu. Manda pun beraksi merekam seluruh kejadian yang menimpa payudara Erna dengan seksama melalui handy cam-nya.
Jerry menurunkan ciuman dan jilatannya ke perut Erna yang juga indah dan mulus, aku cukup terkejut melihat pusar Erna yang ditindik itu, terlihat seksi. Setelah puas mencium dan menjilati daerah pusar Erna. Jerry berhenti dan menyuruh Riko yang sedang menikmati puting payudara Erna berhenti. Jerry lalu mulai menyingkap rok sekolah Erna, sambil mengelus paha Erna. Ia memainkan jarinya menelusuri halusnya paha Erna yang mulus dan putih itu. Tangan jerry perlahan naik menyentuh selangkangan Erna yang ditutup celana dalam pink itu.
"Jangan Kak!! Ampun!!" Erna memohon pada Jerry. Riko pun ikut mendekat ke Jerry.
"Wah, Celana dalam Non Erna lucu sekali.." ejek Riko.
Jerry yang sudah sangat nafsu perlahan membuka celana dalam Erna. Tak berapa lama kemudian, Celana dalam itu sudah terlepas dari tempatnya.
"Wow Non Erna!! Vaginanya indah banget!!" Jerry tampak bersemangat.
Vagina Erna memang terlihat terawat, daerah selangkangannya putih, bersih, dan Erna sepertinya tidak suka dengan rambut-rambut yang tumbuh di sekitar vaginanya, ia membiarkan vaginanya tertampang mulus tanpa rambut kemaluan. Perlahan tangan Jerry dan Riko menjelajahi paha, dan sekitar selangkangan Erna. Erna hanya bisa menggeliat kesana kemari menghadapi rangsangan itu.
Tak lama kemudian tangan Jerry dan Riko, tiba di bagian vital Erna. Dengan nafsu membara, Riko membuka bibir vagina Erna, sementara Jerry memasukkan jarinya kedalam liang vagina Erna. Perlahan jari tangan Jerry menyolok-nyolok vagina Erna, dan makin lama gerakannya makin cepat. Tubuh Erna nampak menegang, sambil mendongakkan wajahnya, Erna mendesah perlahan.
"Wah Non, terangsang nih? Enak ya? Mau lebih cepat?"
"Jangan Kak, tolong!!" Erna memohon.
Jerry tidak mempedulikan permohonan Erna, Jarinya keluar masuk vagina Erna dengan cepat.
"Ahh.. stop kak!! Tolong..!" Erna kelihatan sangat terangsang, namun ia berusaha melawan.
"Ahh..!" Erna vaginiak pelan, sepertinya ia hampir mencapai orgasme sambil menahan kesakitan di lubang vaginanya.
"Payah lo!! Baru segitu aja udah mau orgasme.. cuih.. " Nuno meledek Erna, Nuno membayangkan jika dia dalam posisi Erna, pasti aku akan lebih lama lagi orgasme.
"Dasar perek amatir, baru gitu aja udah mau orgasme!!" Manda ikut mengejek.
Jerry menghentikan jarinya yang menyolok-nyolok vagina Erna, nampaknya ia belum mau Erna mencapai puncaknya. Namun Nuno sudah tak sabar, dendam di dadanya terus membara ingin mempermalukan Erna. Nuno menarik jari Jerry keluar dari vagina Erna, lalu kudorong tubuhnya menjauhi Erna.
"Lho Non.. saya belum puas nih.." Jerry terlihat bingung.
"Sabar dulu!! Nanti lo dapat giliran lagi!!" bentakku pada Jerry.
Saat Nuno melihat Erna dihadapannya, nafsu dan amarahnya membara. Nuno yang tak tahan lagi, menjongkokkan tubuhnya hingga wajahnya tepat menghadap vagina Erna. Tertampang jelas keindahan vagina Erna di mata Nuno, bibir vaginanya yang memerah karena gesekan jari Jerry dan cairan yang membasahi sekitar selangkangannya membuat Nuno menahan ludah. Perlahan Nuno mendekatkan wajahnya ke vagina Erna, dan mencium harum vagina Erna, Erna terlihat sangat merawat daerah vitalnya ini. Dengan penuh nafsu dan dendam, Nuno perlahan membasuh vagina Erna dengan lidahnya.
Semua yang ada disitu spontan terkejut, dan Erna terlihat sangat kaget.
"Waduuh.. Nuno ternyata juga mau ngerasain vagina Non Erna ya?" Riko berseloroh meledek.
"Bilang dong Non dari tadi, kalo gini saya malah jadi tambah horni nih.." Jerry menimpali.
Nuno yang tak perduli dengan ledekan Jerry dan Riko, yang dipikirkan hanya satu, Hanya ingin membuat Erna malu di tangannya.
"Aaah.. Nuno.. mau apa Nuno? Jangan Nuno.." Erna mulai merasa terangsang lagi, perlahan Nuno merasakan otot selangkangannya Erna menegang. Nuno membasuh vagina Erna dengan jilatan lidahnya, dan Nuno menjalari daerah selangkangan Erna dengan ciuman dan jilatan erotis. Ditelusuri bibir vagina Erna dengan lidahnya, sambil dibuka liang vagina Erna dengan jarinya supaya lidahnya dengan leluasa menjalar di daerah sensitifnya Erna.
Tak berapa lama ditemukan klitoris Erna , perlahan dijilati dan diberi dia hisapan-hisapan kecil dari mulutnya. Semua laki-laki yang ada diruangan ini kurasa sangat beruntung menyaksikan dua bunga sekolah ini terlibat aktivitas seksual.
"Ahh.. ah.. ah.." Erna tak sanggup berkata-kata lagi, ia hanya bisa berteriak kecil merasakan rangsangan di klitorisnya. Perlahan tubuh Erna menggelinjang kesana kemari, keringatnya makin deras membasahi tubuh. Sampai akhirnya dirasakan vagina Erna memuncratkan cairan-cairan kewanitaan yang menggairahkan membasahi mulut Nuno, tanpa disadari Nunopun terangsang dan menghirup cairan kewanitaan Erna dalam-dalam.
Hampir 5 menit Nuno menikmati vagina Erna, daerah selangkangannya Erna sudah sangat basah, sama seperti tubuhnya yang dibanjiri keringat. Erna hanya bisa mendesah pasrah sambil menikmati rangsangan Nuno. Tak berapa lama, dirasakan otot vaginanya Erna menegang, Erna agak terhentak, lalu kedua tangannya tiba-tiba mencengkram pundak Nuno, Erna hampir mencapai puncak. Saat itu pula Nuno menghentikan jilatannya, lalu menarik nafas istirahat. Erna terkulai lemas, tubuhnya tergeletak tak berdaya diatas meja sambil perlahan mencoba mengumpulkan nafas. Jerry, Yogi, Agung dan Riko hanya bisa terpaku menatap Nuno dan Erna, sementara Manda terlihat puas melihat "siksaan" Nuno terhadap Erna. Nuno berdiri setelah istirahat sejenak.
"Gilaa!! Non Nuno hebat!! Saya jadi horni banget nih lihat cewek lesbian kayak gitu" Jerry angkat bicara.
Nuno menatap Erna yang terkulai lemas dengan pandangan nafsu dan dendam.
Nuno melebarkan kedua kaki Erna sampai ia mengangkang. ditarik pinggulnya sampai sisi meja. Kali ini akan dibuat Erna orgasme. Nuno menanggalkan rok sekolahnya lalu melepas celana dalamnya. Semua pria yang ada disitu tergelak menahan ludah, menanti kejadian selanjutnya. Nuno membuka seragam sekolahnya karena udara sudah sangat panas, sambil menanggalkan BH-nya, begitu juga dengan Erna, dibuat ia telanjang bulat.
Posisi kaki Erna yang mengangkang membuat vaginanya melebar, Nuno membuka bibir vaginanya Erna, dan itu membuat Nuno terangsang. Nuno mengangkat kaki kirinya keatas meja, lalu didekatkan selangkangannya ke selangkangan Erna. Posisi tubuh Nuno dan Erna Seperti dua gunting yang berhimpitan pada pangkalnya. Dengan nafsu yang membara Nuno menggesekkan vaginanya dengan vagina Erna yang masih terkulai lemas itu.
"Hmm.. aah.. cukup Nuno.. aah.." Erna mendesah memohon pada Nuno.
Tanpa peduli pada Erna, Nuno yang sudah dibakar nafsu terus melaju. Sementara Pria-pria yang ada disana mulai mengeluarkan kemaluan mereka kemudian melakukan onani sambil menyaksikan Nuno dan Erna. Semakin lama semakin Nuno mempercepat gesekkan vaginanya, sambil melihat wajah Erna yang cantik itu dengan nafas memburu, membuatnya kian terangsang. Tubuhnya dan Sherry bergerak seirama, Nuno merasakan keringat mengucur dari tubuhnya, serta vaginanya kian basah oleh cairan kewanitaannya yang bercampur dengan cairan kewanitaan Erna. Selama hampir 5 menit Nuno memacu tubuh Erna, dan tiap detik pun dirasakan kenikmatan dan rasa dendam yang terbayar.
Di tengah deru nafas Nuno yang saling memacu dengan nafas Erna, tiba-tiba Nuno merasa sesosok tubuh besar memeluknya dari belakang. Ternyata itu Riko, pria bertubuh gendut itu sudah telanjang bulat dan memeluk tubuh Nuno sambil memainkan jemarinya di puting payudara Nuno.
"Saya juga ikutan ya Non Nuno? Habis Non Nuno bener-bener hot sih" permintaannya dituruti Nuno tanpa menjawab, sebab jarinya yang memilin puting payudara Nuno semakin membuat Nuno berenang dalam lautan kenikmatan.
Nuno yang melirik Erna yang menarik nafas terengah-engah dan melihat tubuhnya mulai menggelinjang merasakan kenikmatan. Nuno makin percepat gerakannya, sambil mencoba untuk mengatur nafas, tiba-tiba sebuah benda dirasakan Nuno menyentuh pantatnya lalu menelusup diantara belahannya. Nuno mendengar Riko melenguh, ternyata benda itu adalah penisnya Riko yang menegang dan berusaha meyodok lubang anus Nuno.
"Non Nuno, saya nggak tahan lagi nih.." permintaan Riko dipenuhi Nuno, Nuno membiarkan penisnya Riko masuk ke lubang anusnya.
Dengan sedikit hentakan, penis Riko menerobos masuk anus Nuno. Nuno merasakan benda itu berukuran besar, memenuhi lubang anusnya.
"Aaah.. lobang Non Nuno masih rapet banget nih.." Riko mencoba menekan pinggulnya Nuno untuk memasukkan seluruh batang penisnya. Sambil Nuno terus memacu tubuh Erna, Riko juga mulai memompa penisnya di lubang anus Nuno. Tak berhenti, Riko menjelajahi bagian atas tubuh Nuno dengan tangannya.
Kejadian ini berlangsung hampir 7 menit sebelum, Erna berteriak kencang memperoleh puncak kenikmatannya. Tak berapa lama kemudian giliran Nuno dan Riko yang mencapai orgasme bersamaan, ditandai semburan spermanya Riko di lubang anus Nuno. Nuno yang sangat lelah, tubuhnya basah oleh keringat, namun Nuno merasa sangat puas, puas karena dendamnya terbayar dan puas atas kenikmatan yang diperoleh tadi. Dibiarkan Erna beristirahat selama kurang lebih 5 menit, sampai akhirnya "penyiksaan" ini dimulai lagi.
Nuno duduk menjauh dari Erna, kali ini Nuno memutuskan menjadi penonton saja. Tongkat komando kini dipegang Manda, ia kini yang memerintah semua yang ada disitu. Jerry, Yogi dan Agung mendekati tubuh Erna yang tergeletak tak berdaya. Manda memberi tanda pada Yogi yang dijawab dengan anggukan kepalanya. Agung memegang pinggul Erna yang lemas itu kemudian memutar tubuhnya. Posisi Erna kini telungkup dengan memperlihatkan bulatan pantatnya yang padat berisi.
"Nah, Non Erna siap-siap ya!" Agung berujar sambil mengangkat pinggul Erna sampai ia dalam posisi menungging. Erna cuma bisa menunggu siksaan apa lagi yang akan diterimanya dengan pasrah. Meski tubuh Erna tampak lemas, ia masih saja menggairahkan. Seketika saja Erna mendesah pelan, Agung dengan nafsunya meremas bongkahan pantat Erna sambil mengelusnya.
"Hajar aja!!" perintah Manda.
Setelah mendengar perintah Manda, Agung yang sudah menunggu dari tadi langsung melesakkan penisnya yang menegang itu ke lubang vagina Erna. Wajah Erna terlihat terkejut sambil menahan sakit. Ukuran penis Agung yang besar memaksa masuk ke lubang vagina Erna yang rapat itu. Erna berteriak tiap kali Agung mendorong penisnya masuk.
"Vagina Non Erna rapet banget nih, aahh.." Agung berkata sambil mendorong penisnya lagi memasuki vagina Erna.
Setelah seluruh penis Agung masuk dalam lubang vagina Erna, Agung berhenti sejenak, ia membiarkan Erna mengambil nafas sejenak. Namun Agung tidak membiarkan Erna berlama-lama, perlahan-lahan ia mulai memompa penisnya didalam vagina Erna. Gerakan Agung makin cepat, deru nafas Erna dan Agung terdengar keras dibarengi gerakan mereka yang seirama. Sambil terus memompa penisnya, Agung memainkan tangannya menjelajahi pantat dan pinggul Erna yang basah oleh keringat. Sekali lagi Manda memberi tanda, Agung mempercepat lagi gerakannya, membuat tubuh Erna bergerak kian liar. Jerru maju menghampiri Erna, ia berdiri di depan wajahnya. Jerry mengangkat tubuh Erna sampai ia dalam posisi merangkak.
"Aaah.. cukup Kak.. ah.." Erna memohon pada Jerry.
Dengan senyum mengejek Jerry memaksa Erna membuka mulutnya. Dengan nafsu yang membara ia memaksa penisnya masuk ke bibir mungil Erna.
"Ayo isep penis saya Non!! isep!!" Paksa Jerry.
Karena ketakutan, Erna dengan pasrah menerima batangan penis Jerry menembus bibirnya. Besarnya penis Jerry nampak memenuhi seluruh mulut Erna. Tak bisa kubayangkan betapa puasnya Jerry, ketika gadis SMU secantik Erna kini sedang mengulum penisnya.
Terlihat Erna menangis, airmata jatuh ke pipinya, ia merasa terhina dan jijik. Dendam Nuno benar-benar terbalas, Erna benar-benar menderita. Dibalik semua itu Nuno juga merasa kasihan pada Erna . Jerry mulai memompa penisnya, melakukan gerakan maju mundur dihadapan wajah Erna. Kini mulut dan vagina Erna telah dipompa dua batang penis. Keringat membasahi seluruh tubuhnya, membuat tubuh Erna terlihat berkilau seksi. Hanya Yogi saja yang belum menikmati Erna, kini ia naik keatas meja, lalu memposisikan dirinya diatas punggung Erna seolah-olah ia sedang menaiki kuda. Yogi meletakkan penisnya diatas punggung Erna, sambil kemudian ia gesekkan. Tangan Yogi menjelajah kedua payudara Erna yang tergantung.
Tiga orang itu sekaligus menikmati tubuh Erna, tak bisa dibayangkan perasaan Erna saat ini. Vagina, mulut, punggung, payudara, hampir seluruh bagian tubuhnya dirangsang. Terlihat Agung berejakulasi di dalam liang vagina Erna, sperma yang melimpah keluar dari penis Agung mengalir keluar melalui liang vagina Erna, seketika itu juga Erna bergumam sembari menaikkan pinggulnya, ia berorgasme. Setelah Agung puas membasahi vagina Erna dengan spermanya, giliran Manda menggantikan posisi Agung. Dengan liar, Manda menjilati vagina Erna yang masih basah oleh sperma Agung.
Selang berapa menit kemudian Jerry berejakulasi, ia berteriak kencang memanggil nama Erna sembari memuncratkan spermanya di wajah Erna, Terlihat Erna menerima semburan sperma itu di sekitar bibir dan pipinya, bahkan ia menelannya, mungkin Erna sudah pasrah dan memilih untuk menikmati kejadian ini.
Setelah Jerry, giliran Yogi berejakulasi diatas punggung Erna. Sperma Yogi nampak membasahi kulit punggung Erna yang putih mulus. Riko yang dari tadi diam, bergerak menggantikan Manda yang kini merubah posisi Erna menjadi terlentang, lalu memegangi tangan Erna keatas.
Penis Riko yang ekstra besar itu menembus vagina Erna, dan dengan liar memompa tubuh Erna. Erna yang sudah sangat lelah hanya mendesah pelan sambil menikmati. Hampir 10 menit Riko memompa penisnya didalam vagina Erna sampai akhirnya gerakan Riko dipercepat, Erna berteriak, pinggulnya naik, tubuhnya nampak bergetar, ia kembali berorgasme. Tidak lama kemudian Riko berejakulasi di luar vagina Erna, ia membiarkan spermanya jatuh membasahi selangkangan Erna.
Suasana sunyi hanya terdengar desah nafas Erna yang mencoba mengatur kembali nafasnya. Tubuhnya basah oleh keringat, selangkangannya dipenuhi sperma, Erna hanya tergeletak diatas meja itu. Nuno membayar uang yang dijanjikan pada Agung, Riko, Yogi dan Jerry. Mereka lalu pergi meninggalkan ruangan ini dengan senyum puas.
"Nah, sekarang kapok kan lo?" bentak Nuno kepada Erna.
"Makanya jangan macam-macam, kalo lo bilang-bilang kejadian ini sama siapapun, rekaman video tentang lo bakal gue sebar luas!! Terus lo bisa jadi bintang porno terbaru dan terkenal, he.. he.. he.. " ancam Nuno pada Erna.
"Sekarang lo bilang!! Gimana rasanya tadi?! Ayo jawab!!" bentak Nuno.
"Kok diem aja?! Ayo jawab tolol!!" bentakku.
"Enak Kak.." jawab Erna ketakutan.
"Enak?! lo seneng dientot?!" bentak Nuno lagi.
"Iya Kak.. enak sekali.. nikmat.." Erna menjawab.
"Lo mau lagi?!" Manda yang dari tadi diam kini bicara.
"Ma..mau Kak.." jawab Erna.
Nuno dan Manda saling berpandangan sambil tersenyum. Ya, akhirnya Erna kini menjadi bagian gengku, geng gila seks yang suka sekali mencari kenikmatan, haus akan hal-hal berbau seks. Dan si cantik Erna, adik kelasku menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam petulangan seks ku selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar