Breaking

Selasa, 20 Juni 2017

Wanita berjilbab di setubuhi dokter kandungan tempatnya bekerja




Namaku Bella, tahun ini umurku 22 tahun seorang mahasiswa di perguruan tinggi negeri, tahun ini sedang menjalankan praktek di rumah sakit kandungan. berhubung Rumah sakit kandungan jauh dari kota ku maka saya melakukan kos di daerah dekat rumah sakit kandungan. Praktek di rumah sakit kandungan ini saya di bimbing seorang dokter spesialis kandungan yang sudah berpengalaman dan muda, selain masih muda dokter yang menjadi residenku memiliki paras yang ganteng dan postur tubuh nya yang tinggi sekitar 180cm serta kulitnya yang putih dan masih belum menikah, semua wanita yang bekerja di rumah sakit kandungan ini menyukainya dan mengincarnya, Robin namanya. Belum menikah tapi sayangnya dia sudah mempunyai pacar yang sedang menyelesaikan S3 di Amrik.
Robin sering mangajakku makan bareng dengannya, saya selalu menolak. bukan saya tidak tertarik dengan ajakanya. karena dia yang sudah mempunyai pacar dan saya tidak mau di gosipin membuat saya selalu menolak ajakannya. Tapi tidak tau kenapa Robin selalu berusaha mengajakku yang selalu menolaknya

Saat jam makan siang, Nov…kita makan bareng yuk, aku yang traktir. ujarnya berusaha membujukku untuk bisa pergi bareng. Terima kasih Dok…saya dengan teman-teman saja. Ujarku halus. Jangan panggil Dok…panggil saja kak. “baik Dok…eh…kak”. “tapi terima kasih tawarannya aku bareng teman saja…”, “kalau begitu sekalian ajak saja teman kamu” Balasnya yang berusaha membujuk. “terima kasih Dok..eh kak, nanti merepotkan, teman-temanku makannya banyak lho” sahutku sambil tetap menundukkan kepalaku. aku yang menolak dengan alasanku itu dia membalasku dengan tersenyum kecil mendengar alasanku yang menurutnya lucu…, “baiklah…mungkin lain kali” katanya

“oh ya, jika ada apa-apa masalah administrasi di sini atau masalah kerjaan jangan sungkan bicara aja ya, nanti aku bantu” Katanya.
“Terima kasih  pak ehh..kak…saya pamit” sambil berlalu

Saya selalu merasa Robin selalu memperhatikanku baik dari seluruh badanku dan gerak gerikku aku merasa di perhatikannya. ntah perasaanku sajakah dalam hatiku. Sore itu aku sedang membantu persalinan, Robin memintaku untuk mendampinginya. Aku sangat senang sekali karena jarang mendapat kesempatan untuk mendampingi dokter saat persalinan seperti ini. Tidak mungkin kan semua masuk untuk membantu persalinan, Robin mengatakan yang lain tunggu giliran. Aku berusaha menjadi asisten Robin dengan baik, saat Robin memberikan gunting kepadaku tidak tahu sengaja apa tidak tanganya menyentuh tanganku…tapi langsung ku tarik. 

Sekeluar dari ruang bersalin “Terima kasih ya kak…jarang ada kesempatan begitu…”. kataku kepada Robin 
“Kamu mau aku bikin begitu…” Ucapnya dengan sambilku melirik seorang ibu hamil yang kebetulan lewat. 
“yee…ga lah, makanya cepet cari istri sana…” Jawabku sambil tersenyum dan berlalu. 
Ekspresi Robin saat aku berkata bergitu terlihat kaget, pasti dipikirannya saya kq bias tau ya kurasa…

Sore itu langin mendung dan gelap sekali. Hujan mulai turun rintik-rintik, aku memacu FORTUNER ku ke luar ruang parkir. Aku berlari keluar sambil menutupi kepalaku dengan tas agar tidak terkena hujan. dari arah belakangku terdengar bunyi klakson Tin... tin..., ketika aku berpaling di belakangku ada mobil FORTUNER dengan jendela mobil terbuka  yang tidak lain adalah Robin sapanya. “Mau pulang? bareng aja yuk…kayaknya mau hujan besar nih” Ajaknya. “Terima kasih kak…aku naik angkot saja…sudah biasa kok” kataku menolaknya dengan halus. Saat itu hujanpun makin deras

“bener lho…ga apa-apa kok aku antar kamu sampe kos”

“Terima kasih kak, ga enak kalau dilihat orang bisa jadi fitnah” mhh…jawabku. Tidak berapa lama hujan semakin deras.

Keesokan harinya, aku sakit dan tidak bisa masuk praktek kerja.

Hari keempat setelah sembuh dari sakit  akupun mulai kembali masuk praktek kerja, namun tak seperti biasanya. saat ini aku lagi tidak terlalu fit sehingga memperlihatkan Wajahku yang murung. Semua  teman-teman sesama yang sedang praktek di rumah sakit  berusaha bertanya dan berkumpul di sekitarku bertanya keadaanku. Aku mencoba tersenyum walau getir.

Saat istirahat Robin coba dekati menghampiriku. “Kamu sakit Nov?”. Tanyamya kepadaku

“Nggak kak” Jawabku dengan nada lesuh

“Kenapa kamu murung, ada masalah?” tanyanya kembali.

“ah nggak kok” aku menjawab dengan mencoba tersenyum walau aku tidak bisa menutupi kemurungannya. “Ngga ada masalah cuma agak kurang sehat aja, maaf saya mau makan dulu kak” jawabku sambil berlalu meninggalkannya.

“Ya sudah kalau kamu ngga apa-apa, kalau kamu butuh bantuan jangan ragu minta tolong ke aku ya” katanya kepadaku

“iya kak, terima kasih”

Esokan hari-nya hari jum’at, aku mencari Robin, dengan menghampiri ruangannya dan kuketuk pintu ruangannya, “Silahkan masuk”, suaranya dari dalam ruangan

“Maaf, apa saya mengganggu kakak…”. Wajahku sambil agak menunduk walau dan coba beranikan diri melihat wajahnya.

“Ada apa Bell, tidak menggnggu kok, saya sedang membereskan berkas” ujarnya santai. “Ada yang bisa saya bantu?”

“Kakak besok ada acara?” Tanyaku

Kulihat dia nampak terkejut, karena saya yang selalu menolak ajakannya tiba tiba mengajaknya “Tidak…tidak…ada apa? besok aku bebas kok” Jawabnya spontan

“Saya mau minta tolong, besok aku mau pindah kos, apa kakak bisa bantu bawakan barang”

“Oh…tentu, jam berapa?”

“Aku tunggu di kos ku ya kak, jam 9, sini alamatnya saya tuliskan dulu” Jawabnya dengan mengambil secarik kertas di laci mejanya. Saya pun menuliskan alamatku pada secarik kertas yang dia berikan di atas mejanya, Dia terus memandangiku tanpa berkedip.

“Terima kasih kak, maaf sekali saya sudah merepotkan” sambil memberikan kertas yang bertuliskan alamatku  kepadanya, sedikit nakal dia pura-pura tidak sengaja menyentuh tanganku. dan…tak seperti biasa yang kulakukan aku saat itu tidak menarik tanganku, kali ini kubiarkan tangannya menyentuh tanganku. Saya pun berlalu sambil meninggalkan ruangannya,

Esokan harinya Robin datang tepat waktu di alamat yang sudah kuberikan. Sebuah rumah kos yang cukup besar walau agak tua, bangunan inti pemilik rumah ada di depan, sedangkan bagian depannya gedung baru berlantai 2 dengan pola bangunan khas tempat kos.beberapa orang berkumpul dihalaman depan denganku, saat itu aku  mengenakan jilbab coklat, kemeja biru dan rok panjang biru donker.

“Kenapa pindah nduk…padahal ibu seneng kamu di sini, kamu suka bantuin ibu” kata seorang wanita berumur lebih dari separuh baya kepadaku.

“iya bu…aku mau cari suasana lain aja, supaya aku bisa tenang bikin laporan” Ujarku

“Kalau kak Novi ngga ada, kalau diantara kita ada yang sakit siapa yang bantuin” seorang wanita muda yang masih maha siswa sama denganku juga menimpali.

Balasku dengan tersenyum sambil mengacak-acak rambut teman kosku itu “kamu boleh kok main ke sana”, Ajakku.  
“Bu, kenalkan ini dokter Robin, yang bantuin saya pindahan” sambil mengenalkan Robin ke ibu kosku dulu, tanpa sedikitpun kukenalkan juga Robin pada seorang pria tua yang ada di sebelah ibu kosnya itu yang tidak lain adalah suami ibu kos. Saat itu wajah suami ibu kos kepada Robin tidak bersahabat.

“Oala aku kira bojo mu nduk…ganteng…” Kulihat Robin yang tersenyum sewaktu mendengarkan ucapan ibu kosku itu

“ah ibu bisa aja…” Jawabku tersipu.
Semua teman kosku dulu  berusaha membantu memasukkan kardus ke dalam mobil fortuner Robin, tidak lama hanya 1 jam semua barang sudah dimasukkan.

Kami pun segera pamit, pertama kali saya duduk bersebelahan dengannya. Dia menancap gas setelah sebelumnya melambaikan tangan dulu pada ibu kosku dan teman-temanku, suami dari ibu kos itu masih tetap tidak bersahabat. Mata Robin coba melirik ke arahku, Saya dengan pura-pura tidak merespon lirikannya kepadaku dengan menatap melihat pemandangan di sekitar jendela. Saya masih menikmati pemandangan sisi jalan dan kusadari kalau Robin tengah memperhatikanku. Robin memacu mobil menuju alamat yang sudah kuberitahukan sebelumnya.

Di perumahan itu, rumah type 21 yang akan saya tempati. Luas tanahnya masih sangat luas belum termaksimalkan. Sisi kanan kiri rumah masih kosong dan membuat jarak dengan rumah disampingnya. Aku pun segera membantu menurunkan barang dan membereskan barang di rumah tersebut, hanya berdua.

Sore itu Robin mandi di rumah kontrakan baruku,. begitu juga saya yang mandi sebelum Robin, 

“Kak, makan malam di sini saja ya, sudah aku masakkan” Tawarku

“Baik lah, pasti masakannya enak sekali” timpalnya,

Selepas makan malam kami pun bercengkrama. Semua barang telah kami rapihkan bersama, hari itu aku habiskan waktu bersama. “Akhirnya selesai juga ya Bell, capek juga ya

” Ujarnya mencoba mencairkan suasana, sambil duduk di sebelahku yang sedang mengupaskan mangga untuknya. Saya menjawab dengan tersenyum kepadanya “Iya kak, kakak capek ya, mau aku suapin mangganya?”

Terlihat Ekspresi wajah Robin kaget dengan Tawaranku candaku “boleh” Jawabnya 

Saya pun memberikan mangga yang ada ditanganku, dengan nakal Dia coba melahap mangga sampai ke jariku, sehingga bibirnya menyentuh jariku. Kutarik jariku dari mulutnya dengan pelan sekali, Robin sembil tersenyum.“Mangganya manis…apalagi sambil lihat kamu” Rayunya. Saya hanya tersenyum, “mau lagi?” tawarku, Diapun mengangguk. Suapan kedua ini jariku lebih lama berada di dalam mulutnya. Sengaja tidak dia lepaskan dan tidak tahu kenapa saya tidak keberatan, Aku hanya terdiam menunggu. Tangan kirinya menyentuh tangan kananku, Sayapun tidak menolak. Dia tempatkan telapak tanganku di pipinya, sambil menatap wajahku. Wajahku bersemu merah. Mata kami saling menatap, wajah kami semakin mendekat…dekat dan dekat…sehingga aku rasakan nafasku menyentuh wajahnya. Tangan kanannya meraih daguku. sedikit dia tarik daguku sehingga bibirku terbuka, sengal nafasku kurasakan dia rasakan. Ini mungkin rasanya seorang wanita yang pertama kali melakukan kissing, Saya yang selama ini berusaha menjaga kehormatanku dan tidak pernah disentuh siapapun sebelumnya. Mataku terkatup. Diapun mendekatkan bibirnya dengan bibirku, Dia memangut lembut bibirku…Aku tidak bisa membalas juga tidak bisa menolak. Kembali dia pagut bibirku, lembut dan manis kurasakan. di pagut bibirku bagian atas dan bawah secara bergantian olehnya.

Kali ini ku mulai merespon, kubalas pagutannya dengan memagut bibirnya juga, basah dan indah. Pagutan kami semakin liar, dia pindahkan kedua tangannya disamping wajahku dengan posisi jari jempol menempel ke pipiku. Keempat jarinya berada di bawah telingaku yang masih tertutup jilbab. dia semakin menarik wajahku mendekatinya, kecupannya kurasakan semakin liar yang membangkitkan gairahku. “mhh…ummm….aummmmm…” bergantian kami mengecupi bibir kami. Kini tangan kirinya melingkari leher hingga kepundak belakangku, sedangkan tangan kanannya menyusup melalui bawah jilbab coklatku yang lebar kemudian mencari gundukan lembut tepat di dadaku. Tangan kanannya menyentuh sebongkah gundukan lembut ku yang masih tertutup bra. “Mhh…payudara yang snagat indah” Ujarnya, tangan kanannya pun mulai meremas lembut payudaraku. “ehhhmmm…mhhmhh…mmhhhhh” Saya kaget dan mendesah sambil tetap berpagutan dengan bibirnya. Sekiatr 2 menit dia meremas remas dada kiriku, tangan kanannya kini mencoba mencari kancing kemejaku. Dan dibuka satu demi satu hingga meninggalkan beberapa kancing bagian bawah yang tetap terpasang. Tangan kanannya yang lebih aktif lagi masuk ke dalam kemejaku,, ketika kulit tangannya bersentuhan dengan kulit payudaraku. tangannya menyusup diantara bra dan payudaraku, meremas lembut dan sesekali memilin putingku yang terasa dan nampak sudah mengeras. “mhhh…ummmmm,….aahhh,…mmhh…..m mmm….mmmmphh….” mulutku terus meracau mencoba menikmati setiap remasannya, mataku saat itu masih saja terpejam karena benar-benar saya meresapi rangsangan yang dia buat.

Ditariknya pundakku sehingga tubuhku terbaring ke samping kirinya, dan Diapun menarik bibirnya dari bibirku dengan sedikit suara kecupan yang menggambarkan dua bibir yang sudah lengket dan sulit dilepaskan. “mhuachh…aahhh” wajahku memerah dan mataku masih terpejam. Kini tangan kanannya mengangkat jilbabku ke atas, Kubiarkan memberi ruang agar kepalanya bisa masuk kedalamnya. Kurasakan saat itu keringatku yang mulai mengalir. Dia mengecupku dengan lembut dan kecupannya semakin ganas di leherku “aahhh….eengg…ehhhh…aahhh….aaa hhh….” mulutku tak berhenti meracau.  Kuraih belakang kepalanya dengan tangan kananku  dan menekankan kepalanya agar semakin menempel di leherku, sedangkan tangan kiriku mendekap punggungnya. rumah yang kutempati sekarang ini dengan rumah sebelah lumayan jauh, sehingga desahan kami tidak terdengar oleh rumah sebelah. Dia tidak lupa meninggalkan cupang di leherku, lalu ciumannya pun turun ke dadaku. Tangan kananmya mencari sesuatu di balik punggungku, yaitu kait bra.

Setelah Didapatkannya langsung dilepaskan. Terlepaslah bra yang selama ini menutupi kedua payudaraku indah itu agar tidak meloncat keluar. lalu tangan kanannya menarik bra agak ke atas ke leherku, sehingga terpampang dua gunung kembar di hadapannya.  Dia mulai mencium payudara kanan ku dilakukannya di dalam jilbabku, dan Diapun tidak melepas semua kancing kemejaku, sehingga tidak semua bagian tubuhku terlihat. Namun, itu membuat sensasi percintaan semakin terasa, tangan kanannya sibuk meremas payudaraku yang saat ini sudah ini tidak berpenutup lagi. “aaahhhh…kaaakk….ahhh…..mhhh…k ak…..aduuhh…..mhh….. ” Saya tidak kuat menahan rangsangan ini, kepalaku menggeleng ke samping kanan dan kiri, tangan kananku semakin kuat membekap wajahnya ke arah dadaku. Kini tangan kanannya melepas remasan di dadaku, mulai turun ke bawah, menyentuh kakiku yang masih ber kaos kaki. tangan kanannya menarik rokku dan  menyusuri betis yang tertutup kaos kaki panjangku yang hampir selutut, setelah itu tangannya menemukan kulit halus yang putih. Tangan kanannya menyusuri paha kiriku dan membuat rokku terangkat sebatas perut. tangan kanannya membelai-belai paha kiriku dan ciumannya sekarang sudah mendarat di payudara kiriku. “ahhh…kaaaakkk….kakaaa….kk…ahh …”, nafasku semakin tersengal-sengal, tidak lupa dia meninggalkan cupang di payudara kiriku dengan sangat lembut. Terlihat Penisnya yang semakin tegang.

Lalu ditarik wajahnya dari dadaku, Dia duduk di samping tubuhku yang terbaring. Bulir keringat mulai membasahi wajahku dengan nafasnya tersengal, mataku saat itu masih terpejam, dengan bibirku ku buka sedikit. Rok bagian kiri sudah terangkat sampai ke perut, menyisakan pemandangan paha ku yang putih namun betisku masih tertutup kaos kaki yang cukup panjang. Tangan kanannya masuk ke bawah kedua lututku, tangan kirinya masuk ke dalam leherku, Dia pun memagutku  lagi dan Kufaham apa yang dia maksud. Aku kalungkan kedua tanganku ke belakang kepalanya. “Jangan di sini ya sayang…kita masuk saja ke dalam…” ujarnya sambil mengangkatku, bibir kami tak henti berpagutan. Lalu Dia rebahkan tubuhku ke kasur busa tanpa dipan khas milik anak kos. nafasku terus tersengal, kedua tanganku meremas kain sprei kasurku itu. Kini dia berada di kedua kakiku dan mencoba tarik rokku sampai sebatas perut dan mengkangkangkan kakiku. Ciumannya mendarat di bagian bawah perutku, “eenngg…ahhh…” Kurasakan geli dan terangsang hebat, sambil kedua tangannya mencoba menurunkan celana dalamku. Gerak tubuhku pun tidak menggambarkan penolakan, bahkan aku agak mengangkat pantatku ketika tangannya mencoba melepas celana dalamku sehingga mudah melewati bagian pantatku dan tidak berapa lama terlepas sudah celana penutup itu. Vagina muda berwarna pink , ditumbuhi bulu halus yang rapih tercukup.

Ciumannya jatuh ke pahaku, ke bagian sensitif paha belakang sambil mengangkat kakiku ke atas. lalu pada saat yang tepat dia mulai turunkan ciumannya di antara selangkanganku. “kaakk…ahh…”, dia mencoba menjilati bagian luar vaginaku dari bawah ke atas, vaginaku mulai lembab dan basah. Lalu dia merenggangkan lebih luas lagi kakiku, dan di sibaknya labia mayoda dan labia minora vaginaku, ditemukannya lubang ke wanitaan yang masih sempit yang berwarna merah seakan bekas luka atau lecet. Dia tidak mempedulikan, Terlihat olehnya cairan bening meleleh dari dalam lubang kewanitaanku, lalu dijilatinya dan lidahnya yang nakal mencoba masuk ke dalam lubang kewanitaan itu, terus mencari dan mencari…lalu kecupannya pindah ke atas menemukan benjolan kecil tepat di bawah garis vagina atas, Dia menggigit-gigit kecil, Dicium disedot, tidak ketinggalan tangan kanannya mencoba sedikit demi sedikit masuk ke vaginaku. “aahhhhh…uuhhh….mhh….phhh…ahhh …akakak…aahh..kakak… aduuhh…aaahhh…ahhh…” kepalaku bergeleng tidak teratur ke kanan dan kekiri, kedua tanganku semakin kuat menggenggam sprei yang dikenakan pada kasur busa tersebut. ciumannya semakin kuat dan ganas, cairan kewanitaan semakin deras keluar dari lubang kewanitaanku. secara bergantian lidahnya merangsang lubang vagina dan clitorisku, dan tangan kanannya pun tidak tinggal diam. Jika lidahnya sedang merangsang klitorisku maka jari tangan kanannya berusaha meransang lubang vaginaku, juga ketika lidahnya bermain-main dan mencoba masuk lebih dalam ke lubang vaginaku, jempol tangannya merangsang dengan menggesek dan menekan-nekan clitorisku. “aaahhh….aaaaa…uuuu…enhhhh…eee mmm…ahh…aaaa….” Tangan kananku sekarang meremas-remas rambutnya dan menekan kepalanya agar lebih dalam lagi mengeksplorasi vaginaku.



sekitar 15 menit dia mengekplor vaginaku, kujambak rambutnya dan kemudian kudorong. Sekarang posisi kami sama-sama duduk, nafasku tersengal-sengal tapi sekarang kuberanikan membuka mataku tanpa malu menatapnya, keringat mengucur dari tubh kami. Bibirku langsung menyerbu bibirnya, ciuman kali ini amat liar terkadang gigi kami beradu, lidah kami saliang bertukar ludah, lidahnya coba masuk ke rongga mulutku, menjilati dinding-dinding mulutku. kutarik kaosnya ke atas dengan tanganku, melewati mulut kami yang tengah beradu, kemudian ciumanku turun ke lehernya dan ke dadanya. Tanganku tidak berhenti sampai di situ, aku mulai membuka ikat pinggang celananya, saat bibirku masih menciumi dadanya, kuturunkan celananya dan kemudian celana dalamnya.

Penisnya yang diameternya 6 cm dan panjangnya hampir 20 cm mengacung tegak, kini tangan kananku menggengam penisnya, dia pun berdiri dan kini wajahku berada di depan penisnya hanya beberapa senti saja. ku menelan ludah, aku kaget dengan ukurannya dan muncul keraguanku melakukan ini. Dia pegang kepalaku yang masih menggunakan jilbab coklat yang mulai kusut. Dia dekatkan penisnya ke bibirku, bibirku yang masih terkatup ketika ujung penisnya menempel pada bibirku, saat itu aku ragu dan masih bingung apa kulakukan. “Kulum sayang…ciumi sayang…ayo…” katanya kepadaku,  lalu ku mulai membuka bibirku sedikit dan mencium ujung penisnya, kaku, tapi menimbulkan sensasi yang dahsyat, bibirku dengan lembut dan hangat menyentuh ujung penisnya “cuup..mppuhmm..uhhmm…” bibirku berkali-kali mengulum ujung penisnya, sedikit-demi sedikit kulumanku semakin masuk. “mhhh…aauuuummm…uummhh”

akhirnya mulutku berani memasukkan penisnya, walau tidak sampai masuk semua, karena penisnya terlalu panjang dan itu akan menyakitkan. “shh…ahh…terus Bel…keluar masukin…” sayapun mengikuti perintahnya dia memaju mundurkan kepalaku. “aahh…sayang…terus”…”mhh..uhmm hh..cuuupp..muuh” Saya terus melakukan aktifitasnya. hanya 5 menit lalu saya berhenti, “Kak…Bella ngga tahan…” Sayapun menarik tubuhnya dan aku kini sama-sama duduk berhadapan. Aku dalam kondisi puncak tidak dapat lagi menahan libidoku, Diapun merebahkanku dan menindihku. Dia meregangkan kedua kakiku. Aku yang pasrah dan memandanginya dan kuperhatikan penisnya yang tepat dihadapan vaginaku. dan dia sadar dengan tatapanku ke arah penisnya kulihat dia segera meraih celananya yang tercecer di samping dan mengambil sesuatu di dompet. kondom yang dia simpan di dompet setelah dibukakan dan dipasangkan, Tanpa kusadari aku menampik tangannya “ngga usah pake itu kak…aku ingin jadi milik kakak seutuhnya” ucapanku “Kamu yakin Bell?” Saya mengangguk.

Kini dia arahkan ujung penisnya mendekati lubang kewanitaanku “Tahan ya Bel…agak sakit…” Tangan kanannya menggenggam batang penisnya dan digesek-gesekkan pada clitorisku dan bibir kemaluanku, hingga saya merintih-rintih kenikmatan dan badanku tersentak-sentak. Dia terus berusaha menekan senjatanya ke dalam kemaluanku yang memang sudah sangat basah itu.

Pelahan-lahan kepala penisnya menerobos masuk membelah bibir kemaluanku. “Tahan kaak…sakii..t” rintihku sambil menggigit bibir bawahku. Dia pun menghentikan kegiatannya sementara, sambil menunggu dia maju mundurkan kepala penisnya ke bibir kemaluanku supaya bibir kemaluanku mulai menyesuaikan. Mataku masih terpejam dan terus menggigit bibir bawahku, nafasku tersengal. Sedikit demi sedikit dia masukkan kembali, pelan tapi pasti. Setiap penisnya masuk aku melengguh menahan sakit. Vaginaku yang masih sempit tapi tanpa halangan penisnya mulai masuk ke dalam. Dengan kasar Dia tiba-tiba menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggulku. Dengan tak kuasa menahan diri dan berteriak, karena sakit. Dari mulutku terdengar jeritan halus tertahan, “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh…sakii…t..kaak..”, disertai badanku yang tertekuk ke atas dan kedua tangan aku mencengkeram dengan kuat pinggangnya.

Beberapa saat kemudian dia mulai menggoyangkan pinggulnya, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat dan bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua pahaku. Saya berusaha memegang lengannya, sementara tubuhku bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penisnya pada kemaluanku, gigiku bergemeletuk dan kepalaku menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Aku mencoba memaksa kelopak mataku yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajahnya, dengan takjub. Aku berusaha bernafas dan …:” “kaa..kk…, aahh…, ooohh…, ssshh”, sementara Dia tersebut terus menyetubuhiku dengan ganas.

Saya sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Dia menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginaku. Setiap kali dia menarik penisnya keluar, dan menekan masuk penisnya ke dalam vaginaku, maka klitorisku terjepit pada batang penisnya dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penisnya yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badanku menggeliat dan terlonjak, sampai badanku tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, Tangannya merengkuh punggungku yang melengkung menahan nikmat, kemudia disibak jilbabku dan terlihat dua payudaraku yang masih sembunyi dibalik kemeja yang sudah terbuka kancing bagian atasnya, branya pun sudah tersingkap ke atas menambah sensualitas dia dengan pemandangan saat itu. Dia tarik punggungku sehingga makin melengkung ke atas, Diapun terus bermain-main pada bagian dadaku dan Mencium dan menggigit kedua payudaraku secara bergantian. Aku berusaha menggerakkan pinggulku, akan tetapi paha, bokong dan kakiku mati rasa. Tapi aku mencoba berusaha membuatnya segera mencapai klimaks dengan memutar bokongku, menjepitkan pahaku, akan tetapi dia terus menyetubuhiku dan tidak juga mencapai klimaks.

Aku memiringkan kepalaku, dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutku, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Aku Semakin erat mendekap kepalanya agar semakin rekat dengan payudaraku, pelukan itu adalah penyaluran dari rasa nikmat dan klimaks yang mungkin sebentar lagi kurasakan. Kedua pahaku mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakiku, membiarkan bokongku naik-turun berkali-kali, keseluruhan badanku berkelonjotan, menjerit serak dan…, akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandaku, diikuti dengan suatu kekosongan melanda diriku dan keseluruhan tubuhku merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangku copot berantakan. Saya terkulai lemas tak berdaya di atas kasur dengan kedua tanganku terentang dan pahany terkangkang lebar-lebar dimana penisku tetap terjepit di dalam liang vaginanya. Itu lah pertama kali kurasakan indahnya orgasme.

Selama proses orgasme yang dialamiku ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan olehnya, dimana penisnya yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang vaginaku dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisnya serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruh penisnya, terlebih-lebih pada bagian kepala penisnya setiap terjadi kontraksi pada dinding vaginaku, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Aku yang tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua pahaku terkangkang dan bibir kemaluanku itu menjepit dengan ketat batang penisnya.

Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Dia membalik tubuhku yang telah lemas itu hingga sekarang Aku setengah berdiri tertelungkup di depan dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatku menungging ke arahnya. Dia ingin melakukan doggy style, tangannya kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudaraku yang kini menggantung ke bawah, tangannya menyusup lewat kemeja bagian bawah. Dengan posisiku kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan aku menggosok-gosok kepala penisnya yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam vaginaku dan menempatkan kepala penisnya pada bibir kemaluanku dari belakang.

Dengan sedikit dorongan, kepala penisnya tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluanku, Aku melengguh agak kencang..”aahhgg….” ketika penisnya mulai menyeruak ke dalam vaginaku lagi. Kedua tangannya memegang pinggulku dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badanku tidak terletak pada depan lagi, hanya kedua tanganku yang masih bertumpu pada kasur. Kedua kakiku dikaitkan pada pahanya. Ditariknya pinggulku ke arahnya, berbarengan dengan mendorong pantatku ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulutku, “Oooooooh…aahh…shhh…ahh….!”, penisnya tersebut terus menerobos masuk ke dalam liang vaginaku dan Dia terus menekan pantatku sehingga perutnya menempel ketat pada pantatku yang setengah terangkat. Dia memainkan pinggulku maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan penisnya yang terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vaginaku yang ketat itu. “Ahh…ahhh…aahh…kak..a.duuu..hh …mhh…teruss…” mulutku pun terus mengaduh, tanda nikmat tiada tara yang kurasakan.

Tubuhku maju mundur terdorong desakan penisnya. Karena bagian pantat lebih tinggi dari kepala sehingga kemejaku turun ke bawah memperlihatkan pungguh mulus dan putih yang sebelumnya tidak pernah kuperlihatkan kepada siapapun. Tanganku sambil terus meremas seprei dan merebahkan kepalaku di kasur. “shhh…ahh..kakk…aahh..aduuhh…k ak….” semakin kencang teriakanku semakin menunjukkan kalau aku akan merasakan klimaks untuk kedua kalinya. Diapun mempercepat dorongannya. “terus..kak…ahh…jangan berhenti…ahh…kak,…” Aku meracau semakin tidak karuan. dan….Akupun mendongakkan kepalaku ke atas disertai lengguhan panjang “aaaaaaa……….hhhhhh….” Aku klimaks untuk kedua kalinya. Saat dia cabut penisnya dari lubang vaginaku, terlihat cairan bening semakin banyak meleleh dari vaginaku. Tubuhku melemas dan lunglai ketika dilepaskannya penisnya. Nafasku tersengal, pakaian dan jilbabku kusut tak karuan. Keringatku membuat pakaianku yang tidak dilepas menjadi basah.

Setelah aku istirahat beberapa menit sambil meresapi orgasme untuk keduakalinya. Kemudian Dia merubah posisi permainan, dengan duduk di sisi tempat tidur dan Menarikku duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuannya. dan menempatkan penisnya pada bibir kemaluanku yang tampak pasrah dengan perlakuannya, dengan mendorong sehingga kepala penisnya masuk terjepit dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangan kirinya memeluk pinggulku dan menarikku merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penisnya menerobos masuk ke dalam kemaluanku. Tangan kanannya memeluk punggungku dan menekannya rapat-rapat hingga kini badanku melekat pada badannya. Kepalaku tertengadah ke atas, pasrah dengan mataku yang setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandaiku sehingga dengan bebasnya mulutnya bisa melumat bibirku yang agak basah terbuka itu.

Dengan sisa tenagaku aku mulai memacu dan terus menggoyang pinggulku, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga penisnya seakan mengaduk-aduk dalam vaginaku sampai terasa di perutku. Karena staminaku yang sudah terkuras dengan dua kali klimaks yang kudapatkan, goyangan ku semakin melemah. Dia memindahkan kedua tangannya ke arah pinggangku dan tangannya mulai membantu mengangkat dan mendorong pinggulku agar terus bergoyang. penisnya timbul tenggelam dibekap lubang vaginaku yang hangat. Rintihan tak pernah berhenti keluar dari mulutku. “shh…ah…sshhh…ahhh..” Goyangannya teratur, setelah sekian lama dengan posisi itu, aku mulai bangkit lagi libidonya, dengan sisa tenagaku aku membantu tanganya dengan menggerakkan pinggulku lebih cepat lagi. Kedua tanganku kini merangkul kepalanya dan membenamkannya ke kedua gunug kembarku yang besar dan halus. kurasakan aku akan mengalami klimaksnya yang ketiga. Dia mengulum dan melumat payudaraku, Posisi kepalaku menengadah merasakan nikmat yang tiada tara atas rangsangan pada dua titik tersensitifku. Tak berselang kemudian, Kurasakan sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandaku. Terus…, terus…, Aku tak peduli lagi dengan gerakanku yang agak brutal ataupun suaraku yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, Aku tak peduli lagi, “Aaduuuh…, eeeehm..ahh…kaa..kk…aahhh…”, Aku memekik lirih sambil menjambak rambutnya dipelukannya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhku mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuannya.

Kemudian kembalinya menggendong dan meletakkanku di atas meja dengan pantatku terletak pada tepi dipan dan kasur, kedua kakiku terjulur ke lantai. Dia mengambil posisi diantara kedua pahaku  yang kutarik mengangkang, dan dengan tangan kanannya menuntun penisnya ke dalam lubang vaginaku lagi yang telah siap di depanku. didorongnya penisnya masuk ke dalam dan menekan badanku. Desah nafasku mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulku pun semakin cepat dan kasar. Peluhku sudah penuh membasahi sekujur tubuhku dan tubuhku yang terkapar lemas dan pasrah terhadap apa yang akan dia lakukan.

Badanku terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penisnya. Aku benar-benar telah KO dan dibuat benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutku disertai pandangan memelasku, kedua tanganku mencengkeram Sprei. Dia merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam penisnya yang menimbulkan perasaan geli pada ujung penisnya. Diapun  mengeram panjang dengan suara tertahan, “Agh…, terus”, dan pinggulnya menekan habis pada pinggulku yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirnya menempel ketat dan batang penisnya terbenam seluruhnya di dalam liang vaginaku. Dengan suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”, sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatku, Ada kurang lebih lima detik aku Di tindih di bawah, seluruh tubuhnya yang terlihat bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan aku yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu krucil.netan hangat dari pancaran cairan kental hangatnya yang menyiram ke seluruh rongga vaginaku.

Dia melihatku lemas dengan jilbab dan pakaian yang sudah nggak keruan bentuknya lagi. aku menunduk sedih sambil menangis. Dia memahamiku tidak mungkin mudah bagiku untuk melakukan hal ini, tapi kali ini dia benar-benar membuatku tak berdaya dan mengikuti nafsu duniawi. “Kak…” aku membuka percakapan ditengah hening kami menikmati pertempuran yang baru saja selesai. “Ya sayang…” Jawabnya sambil memelukku.

“Kakak mau tanggung jawab kan?” Tanyaku

“Kakak mau menikahi Bella kan?” Tanyaku dengan suaraku yang parau terdengar

Reaksinya tersentak seolah tak menyangka kalau aku bakalan langsung mengatakan itu. Kulihat dia benar-benar tidak tega melihat kondisiku yang sudah menyerahkan semuanya kepadanya. Dia berjanji kepadaku akan meninggalkan pacarnya yang di amrik dan kalau dia mau menikah denganku, kenyataannya sekarang itu sudah di depan mata.

“i..iya..Bell…kakak akan tanggung jawab…kakak akan menikahi kamu” sahutnya. Dalam wajah sedihku kubalas dengan bibirku yang menyunggingkan sedikit senyum. Dan kamipun tertidur dengan saling memeluk seakan berharap agar pagi tak segera hadir. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar