Breaking

Jumat, 30 Juni 2017

Hadiah Sex Nikmat dari Adik sepupu istriku setelah bantu kerjakan Tugas kuliahnya

Saya dengan istriku sudah menikah selama 5 tahun, saya mengenal istriku dari adik perempuan saya sendiri. Istriku adalah sahabat dari adik perempuan saya sendiri yang saat ini sudah menjadi kakak ipar buat adik perempuanku. Hubungan rumah tangga saya dengan istriku sangat baik dan rukun dengan seorang anak cewek yang saat ini sudah berumur 5 tahun, Istriku yang sangat keibuan dan sangat rajin yang selalu menyiapkan segala hal rumah tangga dengan baik dari hal hal kecil seperti sarapan, cuci baju semua hal di kerjakan istriku. Banyak yang mengatakan saya lelaki yang beruntung. Tapi ntah kenapa saya merasa sejak saya dengan istriku menikah, istriku tidak secantik dulu saat semasa kita berdua pacaran. 

Sore hari selepas pulang kerja dari kantor saat saya memasuki pintu rumah terdengar suara istriku sedang berbicara dengan seorang perempuan. Saat langkah kakiku memasuki ruang tamu rumahku, kulihat Istriku dan seorang wanita sedang asik mengobrol duduk di sofa, wanita tersebut tersenyum kepadaku lalu Sambut Istriku kepadaku, "Mas, sudah pulang ya...., Ini kenalkan dulu Mas adik sepupuku yang sementara saat ini akan tinggal di rumah kita ya Mas". Mendengar perkataan dari istriku kutarik tangan istriku ke arah ruang dapur dan saya yang keberataan saat itu dan tidak setuju Istriku membujukku mengatakan jika adik sepupunya hanya tinggal selama sebulan sampai orang tua nya datang ke sini menjemputnya dan dengan terpaksa saya menyetujuinya. Saya dan istriku kembali ke ruang tamu menghampiri wanita tersebut yang adalah adik sepupu dari istriku. 

"Perkenalkan saya Anita Mas". Ucap wanita tersebut Sambil mengulurkan tangannya ke arahku yang kusambut dengan tanganku sambil memperkenalkan diriku. "Saya Roby suaminya Wiwit". Wanita yang adalah adik sepupu istriku saat kuperhatikan rupanya sangat cantik dan manis yang cocok dengan badannya yang mungil dan langsing juga kulitnya yang putih.

Saat liburan sekolah istri dan anak ku berlibur jalan jalan dengan adik perempuanku, karena banyak perkejaan kantor yang harus di urus membuatku tidak bisa menemani istri dan anakku berlibur bersama. Aku yang saat itu hanya berdua dengan Anita (adik sepupu istriku) di rumahku Semua berawal saat saya pulang kerja, kulihat Anita dengan pakaian tidurnya yang tipis dan terbuka memperlihatkan lekuk tubuhnya yang jelas dan kulit putihnya membuatk adik kecil mengeras. untuk menghindari hal yang tidak patut terjadi segera saya masuk ke kamarku. selepas mandi dan saya yang sedang asik menonton tv tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarku yang tidak lain adalah anita. 

"Mas, boleh minta tolong tidak.?". Ucapnya kepadaku
"Ya Ada apa ya Anita, mau di bantu apa.?". Jawabku bertanya kembali 
"Anita ada tugas kuliah yang anita kurang ngerti dan mau minta tolong mas bantu kerjain tugas kuliah anita, Boleh tidak.? Ucapnya dengan memelas
" Masuk dulu anita", balasku sembari menyuruhnya masuk ke kemarku yang sedang berdiri di pintu kamarku. "Mana tugas kuliah yang tidak kamu mengerti.?" Tanyaku kepadanya dan kupersilahkan dia duduk di kasurku. Setelah kubantu anita menyelesaikan tugas kuliahnya, Kami bercerita panjang lebar mengenai saat saya dan istriku berpacaran sambil duduk di atas kasur. Seperti seorang sahabat, kami saling bercanda. Suatu ketika, Anita terdiam termenung. Saya heran, saya tanyakan mengapa dia tiba-tiba terdiam seperti bersedih. Anita dengan perlahan sekali bercerita bahwa setelah dia selesai menjalani pendidikan perkuliahannya ini, dia akan dinikahkan oleh seorang yang belum sama sekali dikenalnya. Melihat dia mulai menangis, saya berusaha menghiburnya dan berkata bijaksana. Tetapi malah membuat dia lebih keras menangis.

Perlahan dia berkata, “Mas, sebenarnya aku ingin punya pacar kayak Mas Roby. Kak Wiwit sangat beruntung punya suami kayak mas Roby, Sejujurnya saya iri sekali dengan kak wiwit.”

Anita tertunduk, “Maafkan aku Mas Roby..” lanjutnya.

Aduh, saya bingung harus menjawab bagaimana. Sementara saya terdiam, Anita memeluk saya. Tubuhnya yang harum dan kulitnya yang halus menyengat isi kepala saya. Saya berusaha tetap tenang dan mengingat bahwa dia ini Adik sepupu dari istri saya. Tetapi “adik kecil” saya ini (kadang-kadang besar juga sih) tidak mau tahu, menggeliat dan mulai mengeras didalam celana saya. Apalagi benda empuk di dada Anita menghimpit tubuh saya. Bisa gawat nih, si “adik kecil” gelisah dan segera ingin keluar dari sarangnya.

Anita semakin erat memeluk saya. Saya coba mencium dahinya perlahan. Dia diam saja. Saya cium pipinya, dia masih diam juga. Saya coba meraih bibirnya yang mungil dan mengulumnya, Anita membalas perlahan. Wah, habis sudah iman yang saya miliki..! Saya lumat bibirnya dengan ganas hingga dia gelagapan dan kewalahan. Ketika bibir saya meluncur ke lehernya, Anita merintih tertahan. Tangan saya yang sigap dan terlatih tidak tinggal diam, mulai menyusup dari belakang baju tidurnya yang tipis, mengusap punggungnya yang halus dan mencari kaitan BH-nya. Lepas..! Mulai perlahan saya angkat baju tidurnya yang tipis hinga terlepas berikut BH-nya, dan terlihatlah buah dadanya yang indah itu. Keadaan putingnya masih ranum sekali.




Setelah puas menjelajah daerah leher dengan diiringi rintihan lembut Anita, mulut saya mulai menelusuri gundukan lembut itu. Anita melenguh lirih, tangannya mencoba menahan kepala saya, namun dia tidak menolaknya. Berputar diantara lereng buah dadanya, mulai mulut saya mendaki mencari putingnya. Bersamaan desahan panjangnya, Anita meremas rambut kepala saya ketika putingnya terkulum oleh bibir saya dan mulai saya jilati. Dengan nikmat sekali saya berpindah dari puting yang satu ke puting yang lainnya. Mulai mengeras juga ketika jari saya turut mengurut- urutnya.




Perlahan tubuhnya saya rebahkan diatas kasur dan tangan saya mulai mengusap-usap pahanya yang mulus dan licin ke atas sambil mengangkat celana tidur yang mininya. Masih dengan mulut saya di buah dadanya, tangan saya telah mencapai pangkal pahanya. Perlahan saya coba merenggangkannya dengan jari saya, dan mulai menyusupkan jari saya diantara celana dalamnya. Hangat sekali..! Bunyi gemerisik perlahan terdengar ketika jari-jari saya menyentuh rambut-rambut lembut di daerah tersebut dan mulai mencari lubang kewanitaannya.



Anita merintih memelas sekali ketika jari saya mengusap-usapnya perlahan dan teratur. Lembab dan hangat serta sedikit lekat saya rasakan di jari saya. Kepala saya bergeser kearah bawah pusarnya hingga kini berhadapan dengan celana dalamnya. Perlahan saya tarik celana dalamnya kebawah dengan sedikit mengangkat pantatnya, dan lepas juga. Saya renggangkan pahanya dan saya dekatkan kepala saya. Tangan Anita refleks berusaha menahan saya.

“Jangan Mas ..!” kata Anita sambil berusaha menarik kepala saya.

Tapi percuma saja, sebab lidah saya telah menjilati pangkal celah vaginanya. Anita menggeliat-geliat tidak menentu. Namun tangannya tetap memegangi kepala saya yang ada di pangkal pahanya.


Lama-kelamaan, mungkin karena merasa nikmat atau geli atau entah apa, kini malah Anita sedikit mendesakkan kepala saya di belantara rambut vaginanya sambil merenggangkan pahanya agak lebar. Jilatan saya semakin menjadi-jadi dan rintihan-rintihan Anita semakin keras. Kini tangannya tidak menahan saya lagi, hanya meremas-remas rambut kepala saya saja. Bahkan pinggulnya kini turut bergoyang lembut mengikuti tiap jilatan saya pada bibir vaginanya. Suaranya yang memelas dan tertahan semakin mengeraskan penis saya, yang dari tadi tidak terurus sama sekali.

Sesaat saya lepaskan pakaian saya sendiri, penis saya melompat keluar dengan perkasanya, mengacung dengan urat-uratnya yang dahsyat. Saya merayap diantara tubuh Anita yang telentang, saya hadapkan penis saya di wajahnya yang imut. Mata Anita nanar melihat keperkasaannya. Saya tuntun tangannya untuk memegangnya. Matanya terpejam ketika jari lentiknya menggenggam batang leher penis saya. Saya sorongkan perlahan kepala penis pada mulut mungilnya.



“Isap sayang.., coba diisap..!”

Bibir mungilnya terbuka perlahan mencoba mengulum kepala penis saya. Kewalahan juga Anita untuk menguasai besarnya kepala penis saya yang sudah coklat kememerahan itu.

“Isap sekarang..” pinta saya lembut.

Dengan mata masih terpejam, Anita menghisapnya. Setiap hisapannya membuat urat-urat leher kemaluan saya itu berdenyut. Saya dorong agak dalam batang kemaluan saya didalam mulutnya. Anita gelagapan hingga air liurnya keluar dan menimbulkan suara berkecipak. Perlahan saya maju mundurkan batang kemaluan saya. Semakin lama semakin dalam. Saya benamkan setengah dari batang kemaluan saya dalam mulut mungilnya.

Lama saya biarkan Anita menghisap-hisapnya. Pemandangan itu membuat saya semakin bergairah saja. Bibirnya yang lembut bergesekan dengan kulit kemaluan saya. Nikmat sekali rasanya. Ketika saya cabut dari mulutnya, terlihat Anita mencoba mengambil nafas dengan terengah-engah. Saya sambar mulutnya yang mungil dengan mulut saya. Agak lama kami saling mengulum, namun perlahan kembali saya renggangkan pahanya yang putih hingga terbuka lebar. Terlihat kembali vaginanya yang kemerahan diantara kilauan bulu-bulu halusnya.



Kini saya arahkan penis saya di bibir vaginanya yang lembab berair. Saya desakkan sedikit hingga kepala penis saya ditelan oleh vaginanya.

“Sakit nggak Mas..?” tanya Anita disela rintihannya.

“Sedikit sayang.. hanya sedikit..” jawabku menghibur, sebab konsentrasi saya berada pada acara utama yang akan kami lakukan.

Dengan satu dorongan mantap dari saya dan diiringi rintihan kenikmatan yang keras, Anita menerima seluruh penis saya. Anita meremas rambut kepala saya dengan keras. Saya peluk tubuhnya yang berkeringat dan saya rasakan getaran yang hebat padanya. Saya biarkan beberapa saat penis saya di dalam lumatan vaginanya. Denyutan lembut namun kuat sangat terasa oleh saya pada tiap urat kemaluan saya. “Memang masih perawan si Anita ini,” pikirku.


Perlahan saya tarik batang senjata saya. Gesekan nikmat ini membuat Anita merintih dengan kepala mendongak keatas. Giginya mengigit bibirnya sendiri, menahan sesuatu. Saya benamkan kembali batang kemaluan saya kedalam kehangatan kemaluannya. Anita kembali mengeluarkan desisan menggairahkan. Semakin lama saya percepat gesekan batang kemaluan saya, mencoba membuat Anita semakin histeris dan menggumamkan kata-kata yang tidak jelas terdengar. Suara lenguhan Anitayang menggairahkan dan dengusan nafas membara dari saya, menimbulkan suara berkecipak diantara pangkal paha kami berdua. Gesekan Nikmat disertai hisapan berdenyut vagina milik Anita yang hangat membuat batang penis saya menggila. Bibir saya yang bernafsu sesekali menghisap puting mungil buah dada Anita yang menegang.



“Mas… ach.. aku…” desis Anita.

Saya sadar dia akan mencapai klimaksnya. Kemaluan saya semakin ganas saya benamkan di liang kehangatannya. Dan… pinggang saya terasa bergetar keras, ada sesuatu yang hendak terlontar. Entah bagaimana saya semakin menggila, hingga pinggang Anita terguncang-guncang hebat.

Dengan buah dada Anita yang terayun-ayun disetiap desakan kemaluan saya pada vaginanya, Anita memekik dengan mata setengah terbuka. Nafas kami semakin memburu. Dan akhirnya, Anita memekik panjang sambil memeluk pinggang saya, hingga penis saya amblas sedalam-dalamnya. Disertai muntahan sperma dari penis saya, kami mengejang beberapa saat hingga akhirnya saya mendarat di atas tubuh Anita yang puting mungilnya masih mengeras.


Permainan kami sungguh pengalaman yang terindah buat kami berdua. Anita merasakan kepuasan yang belum pernah dirasakannya seumur hidupnya bersama saya, setelah pemainan itu Anita berkata kalau dia tidak menyesali perbuatannya dan keperawanannya memang pasrah ingin dia serahkan kepada saya. Tetapi akhirnya pengalaman itu hanya menjadi kenangan bagi kami berdua. Anita menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya di kotanya, sedangkan cinta saya bersama Wiwit istri saya hilang karena perbedaan pandangan hidup dan rasa cintak kepada istriku tidak seperti dulu lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar